Kerupuk blek, satu kerupuk banyak nama
Kerupuk blek, begitulah di sini kami menyebutnya. Mungkin ada yang mengenalnya dengan nama lain seperti kerupuk mie putih atau kerupuk putih keriting atau kerupuk keriting saja. Dari hasil googling, ada sebutan lainnya misalnya kerupuk mawar putih atau bahkan ada yang menyebutnya sebagai kerupuk bulat saja. Di beberapa daerah mungkin ada yang menyebutnya sebagai kerupuk kampung atau kerupuk uyel (uyel-uyel).
Sebutan ‘kerupuk mawar’ juga saat ini di tahun 2023 sedang populer karena fenomena seblak Rafael yang sedang trending. Bahkan netizen ramai-ramai menyebut istilah untuk kerupuk ini menjadi kerupuk Rafael. Tetapi sebutan ini hanya berlaku pada kerupuk blek varian mini / kerupuk mawar putih kecil yang memang menjadi bahan utama pembuatan seblak Rafael tersebut.
Penyebutan istilah “blek” mengacu pada wadah kaleng kerupuk yang biasanya tersedia di lapak pedagang makanan. Kaleng kerupuk yang terbuat dari bahan seng ini biasa kami menyebutnya sebagai blék. Lapak pedagang seperti tukang bakso, mie ayam atau di warung-warung dan sebagainya biasanya menyediakan kaleng kerupuk seperti ini.

Foto kaleng krupuk oleh Serenity, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons
Meskipun pada kenyataannya, kaleng kerupuk ini bisa diisi dengan jenis kerupuk lain selain kerupuk mawar putih seperti pada foto di atas. Tetapi karena sudah terlanjur identik menjadi wadah kerupuk putih tersebut, jadinya kerupuk tersebut kami sebut dengan sebutan “kerupuk blek”.
Saya baru tahu, ternyata untuk istilah blek ini sudah ada di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 😀 Menurut KBBI berikut ini definisi “blek”.
blek
n Jw kaleng yang dibuat dari seng untuk menyimpan makanan kering: agar tidak melempem, kerupuk dan keripik dimasukkan ke dalam —
Salah satu yang paling populer
Menurut saya, jenis kerupuk ini adalah salah satu jenis kerupuk yang paling populer atau bahkan yang paling banyak dikonsumsi. Kita bisa mendapatkannya dengan mudah hampir di mana saja. Kita bisa menemui kerupuk ini di pasar, kios kecil, pedagang makanan, tukang sayur, warung nasi, rumah makan, pedagang kerupuk keliling dan masih banyak lagi.
Lihat saja di pedagang kerupuk keliling, yang biasanya mengangkut bertumpuk-tumpuk dan berbagai macam kerupuk. Jenis kerupuk putih ini hampir tidak pernah absen berada di antara berbagai macam jenis kerupuk lainnya. Kerupuk blek hampir pasti selalu ada di sana, kecuali mungkin kalau sudah habis terjual.
Kita juga banyak menemukan kerupuk ini tersedia di berbagai tempat makan, dari warung kecil dekat rumah, warung bakso, warung nasi, warkop, warteg, rumah makan Padang bahkan di restoran hotel pun sering tersedia. Selain sebagai untuk pelengkap makan, kerupuk ini juga sering menjadi cemilan sehabis makan ataupun sambil menunggu makanan yang kita pesan terhidang.
Faktor yang menyebabkan kerupuk ini populer menurut saya mungkin karena relatif cocok dimakan untuk menemani makanan apa saja. Rasanya cenderung agak hambar, tidak terlalu ada rasa dan aroma yang menonjol. Kalaupun ada rasa atau aroma itu hanya tipis-tipis saja seperti rasa sedikit asin gurih atau sekilas aroma bawang atau aroma ikan saja (tergantung dari resep produsen pembuat kerupuknya).
Mungkin itulah salah satu penyebab yang membuat kerupuk ini cocok ‘berpasangan’ dengan makanan apa saja. Saya pribadi sering menikmati kerupuk ini untuk menemani makan makanan berkuah seperti soto atau bakso. Tapi tidak jarang juga saya konsumsi dengan hampir makanan apapun seperti kupat tahu, lotek, nasi Padang, mie ayam dan masih banyak lagi.
Murah Meriah
Faktor harga juga kemungkinan sangat mempengaruhi kepopuleran kerupuk ini. Untuk harga kerupuk blek 1 bungkus (biasanya isi 10 keping) itu sekarang di daerah sini sekitar Rp 5.000 sampai Rp 10.000 untuk ukuran standar.

Sebungkus kerupuk blek merek Sari Rasa hanya Rp 5.000 saja.
Di sini kami sering menyebut 1 bungkus kerupuk itu dengan istilah 1 toros yang sebenarnya menurut KBBI mengacu pada satuan ukur gula aren (setara dengan 25 keping gula aren).
Di daerah lain mungkin saja ada yang lebih mahal atau bahkan lebih murah, biasanya tergantung lokasi produsen dan mungkin juga bahan-bahan pembuatnya. Untuk ukuran yang mini atau jumbo saya sangat jarang menemui dan membelinya, jadi saya kurang tahu harganya.
Kenapa harganya bisa murah? Karena bahan utama pembuatan kerupuk blek ini adalah adonan dari tepung tapioka, yang mana harganya juga sangat murah di pasaran. Yang mungkin bisa sedikit membedakan harganya yaitu bahan-bahan tambahan lainnya.
Varian kerupuk blek
Ukuran standar
Yang paling sering kita temui tentu saja adalah kerupuk blek berukuran standar. Inilah yang paling mudah kita dapatkan di warung-warung. Saya paling suka kalau taburan daun seledri kering di atas kerupuknya itu banyak banget. Eh, tapi sebenarnya itu daun seledri atau daun bawang sih?

Kerupuk blek ukuran reguler (dengan taburan daun seledri atau daun bawang kering?).
Ukuran mini
Semakin kesini, kerupuk blek ukuran mini juga semakin banyak yang menjualnya. Fenomena seblak Rafael juga menambah populernya kerupuk mawar putih mini ini.

Kerupuk blek mini yang versi mentahnya dipakai untuk bahan seblak Rafael.
Selain warna putih, ada juga varian kerupuk blek mini yang berwarna-warni.

Dari hasil googling, banyak juga yang menjual kerupuk blek mini berwarna-warni.
Ukuran jumbo
Ada juga kerupuk blek ukuran besar atau jumbo, tapi saya jarang sekali menemukan pedagang yang menjualnya selain di marketplace online.
Hal unik tentang kerupuk blek
Terdapat hal-hal unik yang saya ingat dari memori semasa kecil dulu maupun yang masih berlangsung di masa sekarang. Berikut ini beberapa poin yang saya ingat.
Penjual kerupuk blek jaman dulu
Jaman sekarang kebanyakan penjual kerupuk keliling menggunakan sepeda, sepeda motor ataupun gerobak dorong. Jaman dulu seingat saya tukang jualan kerupuk itu menggunakan pikulan dan wadah yang digantung berupa keranjang bambu ataupun kaleng besar.
Nah, tapi yang paling unik dan populer itu adalah penjual kerupuk keliling dengan wadah yang terbuat dari kaleng besar itu. Biasanya berbentuk seperti tabung besar dan kaleng penutupnya seperti bentuk kubah. Dulu kami sering menyebut penjual kerupuk ini sebagai “tukang kerupuk Apollo 11”. 😀 Sekarang sudah tidak pernah lagi saya temui pedagang seperti ini.
Lomba makan kerupuk
Setiap acara memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai tempat pasti selalu mengadakan lomba 17-an. Lomba yang hampir tidak pernah terlewatkan salah satunya adalah lomba makan kerupuk atau sering kita menyebutnya “balap kerupuk”. Nah, kerupuk yang digunakan untuk lomba ini pastilah kerupuk blek, karena bisa dengan mudah diikat dengan benang dan digantungkan pada tali.

Foto oleh Sinta Khaerun Nisa, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons
Kerupuk blek sebagai camilan
Kerupuk ini dimakan langsung sudah bisa jadi cemilan yang cukup enak. Kita bisa lihat orang-orang yang sedang duduk-duduk di lapak pedagang makanan, seringkali menikmati kerupuk ini sambil menunggu pesanan makanannya.
Sebagai camilan, kerupuk ini enak juga jika dilumuri dengan kecap manis. Kombinasi rasa asin gurih dari kerupuk berpadu dengan mantap bersama rasa manis dari kecap. Hayo ngaku, siapa yang sering makan kerupuk dengan cara seperti ini? 😀

Sedap! Kerupuk blek putih yang di atasnya dilumuri kecap manis
Alternatif lainnya jika ada sambal di rumah, kerupuk ini dulu sering saya buat camilan dengan mengolesinya pakai sambal. Biasanya sambal yang saya gunakan adalah sambal goreng. Kalaupun tidak ada sambal goreng, sambal tomat atau sambal terasi juga oke. Kalau pakai sambalnya agak banyak, saya tumpuk lagi di atasnya satu kerupuk lagi jadi seperti burger. Lumayan lah camilan gurih-gurih pedas ini jadi appetizer sederhana sebelum makan siang. Hahahah…

kerupuk blek putih + sambel goreng = nice appetizer 😁
Camilan yang jaman dulu saya ingat juga adalah kerupuk blek yang dimakan bareng dengan timun. Nah, kalau ini sepertinya berawal dari orangtua-orangtua jaman dulu. Awalnya saya pikir kombinasi ini agak aneh, cuma memang ketika saya coba rasanya cukup unik juga. Kerupuk yang renyah dan gurih menjadi lumer di mulut ketika bertemu dengan timun yang berair dan menyegarkan. Kalau belum pernah coba dan penasaran, cobain deh.. hihihi

kerupuk blek putih + timun = lumer di mulut 😁
Nah, mungkin itulah sedikit berbagi cerita dari saya tentang kerupuk blek. Kalau ada yang mau menambahkan, silahkan berbagi di kolom respons di bawah. Selamat ngemil.. 🙂
Tautan: